Foto ini diambil pada tahun 1987 atau 1988 di Ungaran. Ketika itu sedang berlangsung acara pelatihan Manajemen bagi Ornop Indonesia. Mungkin ini sudah angkatan ketiga atau keempat.Pelatihan itu merupakan kerjasama antara Konsorsium 5 Ornop Indonesia dengan Manitoba Institute of Management (MIM), didanai oleh Organisasi Kerjasama Pembangunan Canada (CIDA). Konsorsium pelatihan ini berkembang menjadi Kemitraan Ornop Indonesia-Canada (Indonesia-Canada NGOs Partnership) , dan kemudian hari bermetamorfosis menjadi YAPPIKA.

Kerjasama dengan MIM ini dimulai dengan satu kebetulan di satu siang di Ottawa, ibukota Canada, pada bulan Oktober 1984. Ketika itu kami berempat: mbak Erna Witoelar, mas Anton Soedjarwo, Pungki dan saya, mewakili WALHI, baru saja selesai mengikuti konferensi Environmental Management Development in Indonesia (EMDI) di Mont Ste-Marie, Quebec.

EMDI merupakan proyek besar (10 tahun, 40 juta dolar Canada) yang didanai oleh CIDA untuk membangun kapasitas manajemen Lingkungan Hidup di Indonesia. Dalam setiap pertemuan EMDI, pak Emil Salim yang ketika itu Menteri Lingkungan Hidup selalu mengajak WALHI sebagai perwakilan Ornop Indonesia. Setiap tahun EMDI mengadakan pertemuan, bergantian di Indonesia dan di Canada, untuk mengevaluasi pelaksanaan program dan merencanakan kegiatan tahun berikutnya.Sebetulnya wakil WALHI dalam pertemuan itu hanya 3 orang. Mbak Erna sebagai Direktur Eksekutif, mas Anton dan Pungki mewakili Presidium WALHI. Pungki menjadi anggota presidium sebagai proxy saya karena pada bulan Juli 1984 saya harus berangkat ke Amerika Serikat untuk sekolah. Padahal masa jabatan saya sebagai anggota Presidium yang dipilih oleh Pertemuan Nasional masih berlangsung sampai dengan tahun 1986. Pada saat itu diambil keputusan untuk menunjuk proxy sampai Pertemuan Nasional yang akan datang. Satu preseden yang tak pernah dilakukan lagi oleh WALHI.

Di tepi Danau Ste Marie bersama Erna Witoelar, Francess Cosstick dan Ann Hawkins.

Saya datang ke konferensi EMDI dari Ithaca, New York. Saya tidak ingat betul apakah saya terdaftar sebagai peserta konferensi itu. Mungkin tidak. Namun saya menikmati semua fasilitas pertemuan mulai dari transit di Ottawa, di hotel mewah Chateau Laurier di dekat gedung Parlemen Canada, sampai ke tempat konferensi di Mont Ste-Marie, Quebec. Kebetulan pula fasilator pertemuan itu, Frances Cosstick, adalah teman lama saya ketika dia masih bekerja di Indonesia. Frances kemudian bekerja pada CIDA sampai organisasi itu berubah menjadi Global Affairs Canada.Ada cerita menarik di Chateau Laurier, dan kisah Frances selama di Indonesia. Namun ini untuk diceritakan di waktu yang lain. Omerta! 😷

Erna Witoelar, Anton Soedjarwo dan Agus Purnomo (Pungky) mempersiapkan eksibisi kegiatan WALHI di Konferensi EMDI

Kembali ke pertemuan kebetulan di Ottawa yang ingin saya ceritakan. Ketika itu kami berempat diantar oleh Henny Buftheim, programme officer CIDA di Jakarta, ada janji bertemu Emil Baran seorang petinggi CIDA yang pernah bertugas di Jakarta. Kami harus menunggu sebentar karena Emil masih menerima tamu di ruangannya. Ketika pertemuan mereka selesai, Emil Baran mengantar tamunya dan memperkenalkan kepada kami. Mereka adalah professor manajemen dari University of Manitoba. Dalam perkenalan singkat itu kami saling bertukar kartu nama. Mereka sempat bercerita bahwa mereka tengah mengembangkan modul pelatihan untuk organisasi nirlaba. Dalam pertemuan kami dengan Emil, gagasan perlunya peningkatan kapasitas manajemen Ornop Indonesia kemudian berkembang.

Pertemuan itu berlanjut dengan diskusi lebih rinci dengan Manitoba Institute of Management yang menghasilkan program pelatihan manajemen untuk Ornop Indonesia. Angkatan pertama berlangsung di Pusat Pelatihan Bina Swadaya di Cimanggis pada 1985. Modul pelatihan itu kemudian diterbitkan sebagai buku Manajemen Organisasi Nirlaba.

Saya tidak terlibat dalam pelatihan manajemen ini, karena saya baru kembali dari Ithaca pada bulan September 1986. Kiki adalah peserta angkatan pertama. Pungki ketika itu telah menjadi Direktur Eksekutif WALHI. Kehadiran saya di Ungaran yang terekam dalam foto ini hanyalah sebagai penumpang gelap. Persis seperti ketika pertemuan EMDI di Mont Ste-Marie! 😂