DE MORTUIS NIHIL NISI BONUM

Bagi yang mati, hanya kabarkan kebaikannya.

Sungguh terkejut mendengar kabar meninggalnya dr. Sarsanto W. Sarwono SpOG karena Covid-19 kemarin.

Saya mengenal Mas Sonny, begitu nama panggilan dr. Sarsanto, di pertengahan tahun 1980an. Ketika itu saya bekerja di kantor pusat Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) di jalan Hang Jebat, dan mas Sonny dokter di klinik PKBI Wisma Pancawarga di Jalan Kusumaatmaja, Menteng, Jakarta. Pada masa itu, saya membantu Mas Sonny dan mbak Ninuk Wydiantoro menyusun manual klinik PKBI. Manual itu menjadi rujukan bagi pelayanan kesehatan reproduksi di klinik-klinik PKBI di seluruh Indonesia.

Kami bertemu kembali pada tahun 2006. Ketika itu kami berdua, dan almarhum dr. Adnan Machmud, dicalonkan oleh cabang-cabang PKBI menjadi ketua Pengurus Nasional. Dalam Musyawarah Nasional yang berlangsung di Jakarta, mas Sonny adalah calon paling kuat. Ia menjadi Pengurus dalam periode sebelumnya yang dipimpin oleh Prof. Prijono Tjiptoherijanto. Tapi entah mengapa, dalam pemungutan suara, saya yang telah lama meninggalkan PKBI, mendapatkan suara terbanyak dan terpilih menjadi Ketua Pengurus Nasional PKBI.Saya meminta Mas Sonny menjadi wakil ketua dalam kepengurusan PKBI.

Saya, mas Sonny dan mas Priyono dalam acara PKBI, 2014.

Selama empat tahun itu, Mas Sonny merupakan tempat rujukan bagi isu-isu kesehatan seksual dan kesehatan reproduksi bagi pengurus lainnya. Mas Sonny juga mendukung dengan sepenuh tenaga usaha-usaha saya untuk melakukan reformasi dalam organisasi PKBI.

PKBI adalah organisasi non-pemerintah (Ornop) tertua dengan cabang-cabang tersebar di seluruh Indonesia, sehingga ketika itu sering dipelesetkan sebagai Partai KB Indonesia.

Mas Sonny kemudian terpilih sebagai ketua PKBI menggantikan saya dalam Musyawarah Nasional tahun 2010. Mas Sonny menjadi ketua PKBI untuk dua periode dari tahun 2010 sampai dengan 2018.

Foto ini diambil dalam Musyawarah Nasional PKBI pada 2010, menjelang serah terima jabatan ketua pengurus nasional dari saya kepada Mas Sonny.

Kami semua, para penggiat hak-hak kesehatan seksual dan kesehatan reproduksi, merasa kehilangan atas kepergian Mas Sonny. Semoga dilapangkan kuburnya, diampuni dosa-dosanya dan diterima amal ibadahnya. Semoga keluarga Mas Sonny dan keluarga besar Sarwono Prawiroatmodjo diberi kesabaran. Aamiin.

(Tulisan ini pernah dimuat di Facebook, 1 Oktober 2020).